coretanku03

  Terkadang aku selalu bertanya-tanya, “Mengapa ketika kita menginginkan segala sesuatu harus ada proses yang dilaluinya?” Sepintas pikiran itu menghampiri diri ini, dengan seribu pertanyaan yang masuk. *** Yeah, begitulah kehidupan di dunia, jika kita hanya berdiam diri tanpa ada usaha yang kita ikhtiarkan. Maka, jangan harap keberuntungan itu menghampiri kita. Begitupun dengan cita-cita atau mimpi yang saat ini sedang kita perjuangkan. Karena mimpi itu layaknya tangga, semakin tangga itu tinggi maka semakin besar pula usaha kita untuk menaiki tangga tersebut. Tidak ada yang instant dalam menggapai segala sesuatu. Karena semuanya membutuhkan proses dan perjuangan yang panjang. Maka salah satu cara terbaik untuk mendamaikan diri dari kekhawatiran yang berlebihan terhadap masa depan yang belum jelas yaitu dengan mencintai proses yang kita lakukan saat ini. Masih ingatkah,   berapa tahun Nabi Muhammad berhasil mendakwahi orang-orang mekkah? 13 tahun lamanya Rasulul...

  Ketika hati dan pikiran tidak lagi sejalan, rasa jenuh pun hadir menghampiri diri ini. Hiruk-pikuk kesibukan urusan dunia membuat diri menjadi hilang arah dan kendali diri. Mungkin karena sering mengamalami benturan dengan berbagai rutinitas yang tak jelas dan tujuan demi tujuan hilang pergi dalam diri. Dalam kondisi tersebut, jangan biarkan pikiran negatif dan hal-hal yang diluar dari kendali kita masuk mendominasi pikiran dan hati kita. Karena akan berakibat efek yang tidak baik. Sesekali, kamu boleh ko untuk berjalan secara perlahan asalkan   langkah kakimu sampai ketempat yang ingin kamu tuju. Namun, jangan sampai rasa pesimis dan ingin menyerah begitu saja menguasai pikiranmu. Yuk, semangat.

  Sangat tidak mungkin diantara kita yang memiliki hati yang bersih. Why? ……………….. Ya, karena setiap hari, setiap detik dan bahkan berulang-ulang kali kita sering melakukan kesalahan. Apalagi jika iman kita sudah goyah, segala bentuk niat di dalam hati kita pun ikut goyah. Yang awalnya kita melakukan segala sesuatu atas dasar kecintaan kita kepada Allah, entah begitu cepat hati kita berubah. Maka, harus kita deteksi sedini mungkin agar tidak menjalar ke yang lain, dan niat itu harus segera diperbaiki!

  Aku masih belajar, belajar bagaimana menjadi orang dewasa. Aku masih belajar, belajar bagaimana menjadi seorang wanita yang kuat. Aku masih belajar, belajar bagaimana menjadi sebaik-baiknya manusia. Lagi, dan lagi. Aku masih belajar, dan aku akan terus belajar.   Aku mengakui kekuranganku, aku mengakui segala hal keburukan yang ada pada diri ini. “Apa kabar, wahai diri?” Sungguh, hati ini terasa sesak jika mengingat kejadian masalalu yang pernah membawaku terhanyut pada jalan yang salah. Jika waktu itu bisa diputar kembali, aku tak ingin melakukannya. Rasa sesak ini mengajarkanku, bahwa hidup memang seperti itu. Jika kita tidak pernah mengalami atau melakukan sebuah kesalahan, itu adalah sebuah kemustahilan. “Setiap anak Adam pasti memiliki kesalahan, dan sebaik-baiknya kesalahan ialah dengan bertaubat”. Begitulah nasihat yang dituturkan oleh Baginda Nabi kita. Menyesal? Hmm, mungkin iya dan mungkin tidak. Karena, untuk apa kita menyesali segala sesua...